KOTAKUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Salah satu tugas tambahan Penjabat Wali Kota Kupang George M. Hadjoh sebelum dilantik Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat adalah mengatasi inflasi yang tinggi di Kota Kupang. Inflasi tersebut khusus berkaitan dengan kebutuhan harian masyarakat seperti bawang, tomat dan cabe.
Mengatasi itu, Penjabat Wali Kota Kupang George M. Hadjoh mewajibkan seluruh Rumah Tangga di Kota Kupang agar memanfaatkan lahan di pekarangan rumah untuk ditanami aneka tanaman hortikultura. “Pesan Pak Gubernur itu, saya sudah perintahkan Kadis Pertanian untuk berkoordinasi dengan para Lurah dan Ketua RT/RW agar mewajibkan masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk menanam hortikultura. Karena inflasi yang terjadi di Kota Kupang ada pada bawang, tomat dan cabe. Ini kebutuhan yang bisa kita atasi sendiri,” sebut Penjabat Wali Kota Kupang George M. Hadjoh ketika menggelar Coffee Morning bersama wartawan di Suba Suka Restorant, Jumat (26/8/2022).
Tidak hanya itu, Penjabat Wali Kota George Hadjoh juga membangun koordinasi dengan Kabupaten lain di NTT yang memasok kebutuhan seperti buah-buahan seperti dari Flores, akan diatur marketnya di Kota Kupang dengan penataan secara baik. “Dengan kita melakukan hal ini maka saya yakin inflasi bisa ditekan. Kadis Perindag agar terus melakukan pengontrolan secara rutin soal harga-harga di pasar supaya bisa dikendalikan,” sebut George Hadjoh.
Untuk diketahui, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat setiap melakukan kunjungan kerja di daera-daerah, pasti menyinggahi Pasar Tradisional. Hal itu dilakukan Gubernur Laiskodat untuk menghitung kemandirian daerah dan produk – produk apa saja yang bisa diantisipasi agar dikerjakan di dalam NTT sendiri.
“Pasar adalah tempat survey cepat untuk riset dan analisa sederhana tentang gambaran perekonomian daerah. Banyak komoditas di pasar tradisional kita yang masih didatangkan dari luar NTT. Ini menunjukkan bahwa kita belum serius untuk mendorong Pertanian kita untuk menjadi bagian dari diri kita sendiri,” sebut Gubernur Laiskodat di berbagai kesempatan.
Hal itu juga yang mendorong Gubernur Laiskodat ketika memimpin High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi daerah (TPID) Provinsi NTT (12/8/2022) lalu di Bank NTT terus mengingatkan bahwa sebenarnya NTT memiliki potensi besar, hanya kurangnya keterbukaan informasi mengenai potensi di setiap daerah. “Sebut saja ada daerah yang sedang panen besar-besaran cabe serta aneka tanaman holtikultura, sedangkan di daerah lain justru kekurangan komoditas – komoditas tersebut. Maka diperlukan komunikasi antar sesame Kepala daerah di NTT, sehingga mampu bersinergi dalam pengendalian inflasi melalui optimalisasi potensi daerah guna mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di NTT,” sebut Gubernur Laiskodat.
Pendiri partai NasDem ini mengatakan, secara garis besar NTT berhasil melintasi tahun sulit pasca COVID-19 dan Badai Seroja dengan baik. “Kerja keras dan kolaborasi kita membuahkan pertumbuhan ekonomi provinsi NTT pada triwulan II tahun 2022 mencapai 3,01 % lebih tinggi dari triwulan I yang ada pada 1,62 %. Pada Maret 2022 angka kemiskinan turun 0,94 % atau setara dengan 14 ribu lebih orang, hal ini menempatkan Provinsi NTT dalam 10 Provinsi di Indonesia dengan Laju Penurunan Angka Kemiskinan Tertinggi selama periode September 2021 sampai Maret 2022, ini menunjukkan kerja keras kita semua ada hasilnya,” jelasnya.
Itu pasalnya, Gubernur Laiskodat mengajak masyarakat NTT, bersama dengan Pemerintah NTT dan semua stakeholder yang terlibat dalam pertumbuhan ekonomi di Nusa Tenggara Timur, untuk berbelanja produk-produk local seperti minyak kelapa asli, madu asli local, dan semua produk yang diphasilkan oleh mama, bapa dan basaudara kita sendiri agar perputaran uang tetap ada di tengah masyarakat kita dan roda perekonomian NTT terus berputar,” ujar Gubernur Laiskodat.***Laurens Leba Tukan/Deby Abineno