ATAMBUA,SELATANINDONESIA.COM – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat mengunjungi lokasi Food Estate di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu. Di sana, melalui tangan dingin Preiden RI Joko Widodo telah dibangun bendungan Rotiklot.
“Yang pertama saya menyampaikan terimakasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo yang telah hadir di Food Estate dimana bendungan Rotiklot dibangun sehingga bisa kita pakai untuk melakukan penanaman jagung,” sebut Gubernur Laiskodat, di lokasi pelaksanaan program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesakh, Kabupaten Belu, Rabu (10/8/2022).
Gubernur Laiskodat mengatakan, dengan kolaborasi seperti ini, Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Desa akan membuat masyarakat lebih maju. “Tadi telah disampaikan oleh masyarakat bahwa dulu tempat ini menjadi tempat tanam jeruk dan gagal. Lalu dengan dibuat bendungan Rotiklot, mereka belajar untuk menanam jagung, sempat gagal dan ada juga panen cuma 1 ton. Kita lihat hari ini rata-rata dipastikan hasilnya per hektar mencapai 5 hingga 6 ton, saya lihat kita rata-rata ada di 5 ton lebih per hektar. Sebuah kemajuan yang sebelumnya cuma 1 ton sekarang menjadi 5 ton,” ujar Gubernur Laiskodat yang didampingi Bupati Belu, dr. Taolin Agustinus.
Itu pasalnya, Gubernur mengatakan, ketersediaan pupuk, benih, dan air menjadi prasyarat untuk bagaimana mendorong produktivitas jagung di tempat ini bisa bertumbuh, karena menjadi perhatian dari Bapak Presiden.
“Sekali lagi terima kasih, lewat Kementerian Pertanian dan PUPR, memang ini ada beberapa tempat yang belum sempurna, tadi masyarakat mengeluh, nanti akan kita sampaikan kepada Pak Menteri PUPR lewat Balai Sungai untuk merapikannya dan nanti saat penyerahan itu sudah dalam keadaan sempurna,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan terima kasih untuk Bupati Belu, dr. taolin Agustinus. Dikatakan Gubermur Laiskodat, menurut laporan masyarakat Bupatinya selalu berada di sini terus mengawasi, ikut mendukung dan mendorong sehingga semuanya berhasil. “Memang itu pekerjaan pemerintah harus begitu terus menerus datang mengecek mendorong, memfasilitasi, melatih, mendidik mendampingi, sehingga apa yang ingin kita capai itu dapat tercapai dengan baik,” sebutnya.
Dijelaskan Gubernur Laiskodat, sekarang ini jagung sangat kurang di dunia. “Offtakernya banyak sekali, kalau tidak mau, bilang saya yang mau beli, karena berarti saya mau untung itu. Tapi kan Gubernur tidak boleh ambil kalau umpama orang lain mau jual atau mau kasih. Offtakernya sangat kuat, karena kita masih impor jagung. Bahkan kita masuk dalam bahaya, kenapa? Karena dunia tidak lagi mengimpor pangan, baik jagung maupun gandum. Sekarang ini banyak negara tidak mau impor,” jelasnya.
Salah satu pendiri Partai nasDem ini mengatakan, Bapak Presiden perintahkan kepada seluruh Gubernur, Bupati sampai pada tingkat Desa untuk mempersiapkan pangan dan energi secara baik. “Dan inilah salah satu tempat di mana kita akan mendorong agar di semua pelosok di Nusa Tenggara Timur pada bulan-bulan seperti ini harus panen juga seperti ini. Kita siapkan sehingga kita tidak akan mengalami Krisis Pangan disaat Dunia mengalami Krisis Pangan itu. Kita tahu bahwa di dunia sudah 42 negara menyatakan bahwa negara gagal,” ujarnya.
Gubernur Laiskodat mengaku optimis pola yang dikerjakan itu akan naik terus. “Sesuai dengan yang disebutkan Bapak Presiden bahwa 2023 masuk dalam sebuah krisis pangan dunia. Yang kita lakukan ini untuk menjaga supaya kita tidak masuk dalam krisis pangan itu, Nusa Tenggara Timur ikut terlibat mengalami krisis yang sama. Karena itu pekerjaan telah dibuat ini untuk mengantisipasi kondisi buruk yang akan datang,” ujarnya.
Ia akan berkomunikasi dengan PUPR agar bisa mampu menyelesaikan sedikit lagi kendala yang sedang dihadapi. “Tidak banyak, hanya satu dua yang masih rusak, kita perbaiki supaya sempurna, nanti tidak terlalu lama lagi bisa selesai. Hari ini saya melakukan panen simbolis jagung hibrida TJPS di lahan seluas 16 Ha dari total 30 Ha lahan di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Belu,” ujar Gubernur Laiskodat.*/)DebbyAbineno
Editor: Laurens Leba Tukan