KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Prestasi gemilang ditorehkan delegasi Pesparawi Provinsi NTT di panggung Nasional. Kontingen NTT, tampil menawan di ajang Pesta Paduan Suara Gerejawi (PESPARAWI) Nasional ke-13 di Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta, pecan silam. Tidak tanggung-tanggung, sebelas medali emas dan satu medali perak disabet kontingen NTT yang dipimpin Esthon Foenay.
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat mengutarakan rasa syukurnya kepada Tuhan serta berterima kasih kepada senior sekaligus orang tua, Esthon Foenay, yang masih setia mengabdi bagi masyarakat dan daerah Flobamorata tercinta.
“Prestasi membanggakan dan mengharumkan nama NTT ini, tentunya tidak terlepas juga dari perjuangan dan sumbangsih mulia dari seluruh jajaran pengurus LPPD Provinsi NTT, dibawah kepemimpinan Bapak Esthon Foenay. Saya menaruh hormat, karena sebagai seorang sesepuh tetapi juga sebagai seorang senior, Bapak Esthon Foenay, masih terus mendedikasikan dirinya untuk turut membangun dan memajukan provinsi ini. Apa yang sudah dilakukan oleh Bapak Esthon dan tim kerjanya yang luar biasa, akan menjadi legacy terbaik bagi seluruh masyarakat NTT,” sebut Gubernur Laiskodat ketika menerima Ketua Umum Lembaga Pengembangan Paduan Suara Daerah (LPPD) Provinsi NTT, Ir. Esthon L. Foenay, M. Si, bersama Sekretaris Majelis Sinode Harian GMIT Pdt. Jusuf Nakmofa, M. Th, serta sejumlah rombongan lain, Kamis (14/7/2022) di Ruang Kerja Gubernur NTT.
Menurut Gubernur Laiskodat, apa yang ditorehkan dan didedikasihkan Esthon Foenay memberi spirit untuk semua kita agar terus bekerjasama memberi perhatian yang sungguh-sungguh bagi pengembangan paduan suara gerejawi di NTT. “Khususnya dalam mengembangkan bakat dan talenta seni bernyanyi, sehingga dapat berprestasi membanggakan untuk daerah ini,” ujar Gubernur Laiskodat penuh gembira didampingi oleh Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Sekda Provinsi NTT, Bernadetha Usboko.
Salah satu pendiri Partai Nasdem ini mengajak seluruh jajaran LPPD Provinsi NTT, agar dengan prestasi yang telah diraih harus menjadi motifasi untuk ikut terlibat dalam pembangunan NTT. Terutama perhatian dan keterlibatan aktif didalam menyikapi fenomena ancaman krisis pangan yang mungkin bisa saja terjadi di masa yang akan datang.
“Saya juga memohon maaf karena tidak bisa hadir dan menyaksikan langsung penampilan kontingen dari 12 kategori Paduan Suara yang dilombakan di Pesparawi Nasional. Namun saya mengikuti perkembangan latihan bahkan tampilan dari anak-anak kita, melalui lopran dan komunikasi dengan Bapak Esthon,” sebutnya.
Gubernur Laiskodat mengakui dengan jujur bahwa ia dan jajaran Pemerintah Provinsi NTT, sementara larut dan terbenam dalam perhatian dan langkah-langkah untuk mendorong ketahanan pangan masyarakat NTT saat ini.
Menurut dia, situasi dunia saat ini, jika tidak melakukan langkah antisipatif dengan cepat soal pangan, maka dipastikan situasinya bisa kembali seperti di tahun 1965 lalu. “Ini berat kalau kita semua serba acuh tak acuh. Kita kurang cermat terhadap dinamika perkembangan soal pangan, yang tentunya kita sadari dampak dari masih bergejolaknya perang antara Rusia dan Ukraina”, ujar Gubernur Laiskodat.
Dijelaskan, sampai sekarang sudah 62 negara di dunia telah gagal mengatasi ketahanan pangan. “Jika di tahun 1998 krisis ekonomi, namun sekarang fokus kita bahwa masyarakat dunia mengalami keprihatinan menuju ke krisis pangan dunia. Dan ini harus disikapi dengan cepat. Kita semua termasuk Gereja fokuskan kita pada pangan. Ini butuh proaktif keterlibatan semua pihak,” katanya.
Ia mengaku bersyukur bahwa sampai saat ini kondisi Indonesia masih relative cukup baik. “Meskipun kita mengalami surplus pangan, tapi kita tidak boleh ekspor. Kita harus banyak menyimpan untuk mengantisispasi situasi paceklik yang sesewaktu pasti akan kita hadapi,” katanya.
Guberur Laiskodat menambahkan, ia akhirnya meyakini kisah Alkitab bahwa ternyata apa yang dulu Jusuf lakukan di Mesir, sekarang sadar atau tidak sadar Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, tengah mempraktikan apa yang dilakukan oleh Jusuf tempo dulu. “Kita bersyukur bahwa apa yang diperintahkan oleh Presiden Jokowi merupakan sebuah langkah bijak untuk memproteksi kita dari ancaman krisis pangan ini. Oleh sebab itu, saya meminta keterlibatan aktif dari seluruh komponen masyarakat, termasuk jajaran pengurus LPPD Provinsi NTT maupun Pengurus LPPD Kabupaten/Kota di NTT, kita bersama-sama harus juga memanfaatkan pekarangan rumah kita masing-masing untuk menanam tanaman produktif sepert ubi, pepaya termasuk kelor”, jelas mantan Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI ini.
Gubernur Laiskodat terus menghimbau agar gerakan ini harus mendapat dukungan penuh dan dilakukan secara masif dari seluruh masyarakat luas, sehingga apabila memasuki musim kelaparan seluruh masyarakat sudah ada persiapan yang matang.
“Saya sangat memohon dukungan kita semua, termasuk pihak gereja, kebetulan hadir juga Sekretaris Majelis Sinode Harian GMIT, Pak Pendeta Yusuf Nakmofa. Tolong beri pencerahan juga kepada seluruh warga GMIT, untuk bisa aktif membantu pemerintah. Kesadaran kita semua sangat dibutuhkan. Memang kita tidak berharap situasi buruk terjadi, tetapi paling tidak kalau kondisi paceklik nanti kita alami, kita semua sudah benar-benar menyiapkan diri dan bekal kita dengan baik, dan lebih dari itu kita mampu mandiri dan bertahan hidup walaupun dalam keadaan yang sesulit apapun,” pinta Gubernur Laiskodat dengan nada serius.
Doktor di bidang Pariwisata ini juga menyampaikan bahwa semua pemimpin dan seluruh masyarakat harus aware dan serius dalam menyikapi situasi saat ini. “Dengan APBD yang sangat terbatas, kita harus bisa berkreasi dengan membangun ekosistem kemitraan dengan lembaga–lembaga industri keuangan seperti perbankan dan lain-lain,” katanya.
Diakuinya, ia masih terus mendorong untuk bisa mendapat bantuan dari pihak perbankan untuk mendukung pembangunan di daerahnya masing-masing. “Termasuk gereja-gereja juga harus bisa menempuh langkah ini. Jangan takut untuk meminjam karena yang kita lakukan adalah untuk bagaimana mewujudkan kesejahteraan. Kita terus dorong masyarakat untuk kerja keras. Gereja harus bisa lakukan propaganda soal ini kepada jemaat-jemaatnya,” tegasnya.
Gubernur Laiskodat mengajak semua pihak di NTT melihat contoh nyata sekarang di Sumba Barat Daya khususnya di daerah Kodi. “TJPS sudah berjalan sangat baik dan mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Masyarakat setempat berhasil melakukan panen jagung dua kali dalam setahun,” katanya.
Ketua Umum LPPD Provinsi NTT tiga periode berturut-turut, Esthon L. Foenay, mengaku bersyukur karena hari ini bersama jajaran pengurus LPPD Provinsi NTT dan Perwakilan Pelatih Paduan Suara yang tergabung dalam tim Pesprawai NTT, dapat bertemu langsung Gubernur NTT dan melaporkan seluruh hasil yang telah dicapai oleh seluruh paduan suara dan tim musik yang telah berlaga di Jogjakarta.
“Puji Tuhan kontingen NTT tampil memukau dengan luar biasa. Selain kualitas suara dalam bernyanyi tapi juga tampilan kostum bernuansa etnik NTT yang eksotik. Dan ini mendapat perhatian tersendiri dari penonton yang menyaksikan secara luring maupun daring, tetapi juga memancing perhatian dari para juri. Tampilan kontingen NTT mengedepankan seni tradisi yang ada di NTT, dimana lebih banyak didominasi oleh tenun ikat NTT. Dan ini menjadi cara yang paling cocok untuk meraih simpatik,” sebut Esthon Foenay.
Dijelaskan, selain bobot dan kualitas suara yang dinilai, penampilan setiap peserta juga dinilai dari seni tradisi yang dibawa dari setiap daerah. Tenun NTT yang paling mendapat perhatian hampir sebagain besar penonton di Jogjakarta, bahkan dari seluruh Indoensia. “Tampilan ini sangat mengangkat harga diri dan martabat dari seluruh masyarakat NTT, dimana kami percaya selalu mendukung kontingen NTT melalui doa, agar berhasil mencapai prestasi terbaik dalam PESPARAWI Nasional kali ini”, ujar Esthon yang juga adalah Wakil Gubernur NTT Masa Bhakti 2008 – 2013.
Mantan Ketua Harian KONI NTT ini sangat berterima kasih kepada Gubernur, Wakil Gubernur dan Jajaran Pemerintah Provinsi NTT dan Walikota Kupang dan Para Bupati se NTT, atas kepedulian, semangat, motifasi dan bantuan yang sangat luar biasa dalam rangka mendukung kesuksesan dari kontingan NTT di PESPARAWI Nasional kali ini.
“Penampilan NTT kali ini sangat spektakuler. Saya sangat berterima kasih kepada jajaran Pemerintah Provinsi NTT dibawah kepemimpinan Bapak Gubernur dan Bapak Wakil Gubernur NTT, karena telah memberikan perhatian dan dukungan anggaran yang begitu luar biasa, melalui APBD Provinsi NTT sebesar 1 miliar. Bahkan juga dukungan anggaran dari Pemerintah Kabupaten/Kota yang juga telah mengirimkan putera-puteri terbaiknya, melalui dukungan APBD Kabupaten/Kota, serta terima kasih juga atas dukungan anggaran dari Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT. Anggaran dalam jumlah yang sangat besar tersebut telah digunakan dengan baik, untuk pengembangan prestasi paduan suara di NTT, khususnya dalam mengikuti ajang Pesparawi Nasional XIII di Jogjakarta, dan telah memberikan hasil yang memuaskan kita semua”, ujar Esthon Foenay.
Ketua Umum Pengda PERKEMI NTT ini juga menyampaikan bahwa sisa anggaran yang ada nanti, akan digunakan untuk penyelenggaraan Musda LPPD Provinsi NTT minggu depan, dimana salah satu agendanya adalah untuk memilih kepengurusan LPPD Provinsi NTT yang baru untuk empat tahun mendatang.
“Kami dari Pengurus LPPD Provinsi NTT juga akan mendukung pelaksanaan PESPARANI Nasional di NTT pada bulan Oktober 2022 mendatang, yaitu beberapa Paduan Suara yang telah berprestasi di ajang PESPARAWI Nasional akan mengisi pujian pada acara pembukaan nanti,” sebut Esthon Foenay.*/)BiroApim/France A. Tiran
Editor: Laurens Leba Tukan