Qasidahmu Dan Magnificatku

284
Para ibu dari desa Tikatukang, Kecamatan Adonara, Kabupaten Flores Timur ketika melantunkan Qasidah dalam bahasa Lamaholot pada puncak perayaan Misa Syukur 25 Tahun Imamat Pater Charles Loyak Deket, OSC di desa Kolimasang, Kecamatan Adonara, Kabupaten Flores Timur, Sabtu (11/6/2022) Foto: Tuang Kopong

Oleh Tuan Kopong MSF

Sinar matahari tepat berada di tengah tenda resepsi membuat suasana terasa panas dan gerah. Namun tak sedikitpun mampu mengusir kami dari tempat duduk kami.

Panasnya terik matahari yang menerpa semesta Adonara terutama desa Kolimasang tidak  kami hiraukan; “semesta memang panas namun hati terasa sejuk dan damai” karena alunan Qasidah para ibu dari desa Tikatukan.

Lantunan Qasidah dari para ibu desa Tikatukan dalam tutur bahasa Lamaholot menghipnotis kami semua termasuk saya. Suasana yang sebelumnya hiruk pikuk oleh suara tawa dan cerita seketika menjadi hening dalam suasana doa seakan Qasidah itu menjadi magnificat bagi kami semua yang merayameriahkan Pesta Perak 25th imamat Pater Charles Loyak Deket, OSC.

Saya kemudian mengatakan kepada dua rekan imam saya dari tarekat SVD; “Qasidah yang indah, menyejukan, menggetarkan dan membuat haru jiwa ini. Dengan tutur bahasa Lamaholot, Qasidah mereka menjadi sebuah nyanyian pujian seperti magnificat kita dalam Ekaristi kudus tadi.”

Ketika masih banyak orang menjadikan budaya bangsa lain sebagai identitas keagamaan mereka, Qasidah hari ini  dengan tutur bahasa Lamaholot menegaskan ke-Indonesiaan atau ke-Nusantaraan bahwa keagamaan tidak harus memberangus budaya bangsa sendiri melainkan menjadikan budaya sendiri sebagai ungkapan cinta dan instrumen pewartaan iman yang menyatukan dan mempererat tali persaudaraan.

Sebagaimana magnificat dalam Ekaristi Kudus dengan tutur Lamaholot yang mendamaikan dan menghangatkan serta menyejukan sukma demikian pula lantunan Qasidah memberikan warna persaudaraan dan persatuan dalam perayaan iman Katolik.

Lantunan Qasidahmu sedang mengabarkan kepada seantero Nusantara bahwa perbedaan kita di tanah Lamaholot terutama di tanah Adonara adalah anugerah terindah bagi Indonesia. Perbedaan kita adalah persaudaraan dan kekeluargaan kita dalam iringan Magnificatku dan Qasidahmu.

Dari Magnificatku dan Qasidahmu memberikan pesan kepada semua agama bahwa beragama tanpa harus menyingkirkan kebudayaan melainkan meneranginya. Kebudayaan yang kuungkapkan dalam Magnificatku dan Qasidahmu bertuturkan bahasa Lamaholot mempertegas kehadiran agamaku Katolik dan agamamu Islam yang bersama berjalan pada satu jalan yang sama: jalan cinta, perdamaian dan persatuan karena diakhir Magnificatku dan Qasidahmu hanya Amin yang mengakhiri doaku dan doamu.*/)Keluwain, 11 Juni 2022

 

Center Align Buttons in Bootstrap