Pemda Ngada Teken Pinjaman Daerah Rp 125 M dengan Bank NTT, Gubernur Laiskodat: Bupati Cerdas dan Berani

1512
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat didampingi Kepala BI Perwakilan NTT I Nyoman Ariawan Atmaja, Bupati Ngada, Andereas Paru dan Dirut Bank NTT Harry Aleksander Riwu Kaho meninaju pasar digital program Bank NTT usai melakukan Penandatanganan Perjanjian Kredit Pinjaman Daerah Antara Pemerintah Kabupaten Ngada dengan Bank NTT. Juga dilakukan penandatanganan Kerja Sama Penerimaan Pembayaran Retribusi Daerah Antara Pemerintah Kabupaten Ngada dengan Bank NTT di Pasar Bobou, Kelurahan Faobata, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Sabtu (16/4/2022). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

BAJAWA,SELATANINDONESIA.COM – Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat memberikan apresiasi khusus kepada Bupati Ngada, Andereas Paru atas terobosn cerdas dan berani melakukan pinjaman daerah di Bank NTT.

“Saya hormati Bupati Ngada, Bupati yang luar biasa. Kalau kita punya Bupati begini 12 saja, Gubernur tidak perlu kerja repot-repot lagi,” sebut Gubernur Laiskodat ketika berbicara dalam acara pengresmian Launching Digitalisasi Bank NTT di Pasar Bobou, Kelurahan Faobata, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Sabtu (16/4/2022).

Saat itu dilakukan juga Penandatanganan Perjanjian Kredit Pinjaman Daerah Antara Pemerintah Kabupaten Ngada dengan Bank NTT. Juga dilakukan penandatanganan Kerja Sama Penerimaan Pembayaran Retribusi Daerah Antara Pemerintah Kabupaten Ngada dengan Bank NTT.

Gubernur Laiskodat mengatakan, kalau melakukan kunjungan kerja di Kabupaten lain di NTT, ada hal-hal lain pasti akan disampaikan. “Kalau di Ngada, saya melihat Bupatinya sangat merespons dan mungkin ini karena Bupatinya sudah lama di luar yang punya prespektif yang luar biasa,” sebut Gubernur Laiskodat.

Ia mengapresiasi Pemda Kabupaten Ngada yang telah mengambil langkah yang tidak biasa lewat pinjaman daerah di Bank NTT dengan regulasi yang lebih sederhana. “Saat ini seluruh regulasi terkait percepatan pembangunan masyarakat, dalam pembiayaan pembangunan dibuat semakin mudah agar kita mampu melakukannya dengan baik,” sebutnya.

Menurut Gubernur Laiskodat, jika dilakukan pinjaman daerah maka akan terjadi efisiensi waktu. “Kita akan menang waktu karena kita cicil uang, bukan cicil waktu. Cicil waktu dengan cicil uang itu beda. Selama ini salah, kita kalah di waktu. Celakanya waktu tidak bisa balik ke belakang. Untuk itu, momentum menjadi sangat mahal untuk tidak bisa dibeli oleh siapapun,” imbuhnya.

Dikatakan, pinjaman daerah memberikan pesan bahwa seseorang sedang berjuang untuk bergerak maju melawan waktu. “Pinjaman daerah itu tidak sesederhana kita sedang pinjam uang. Tidak! Itu memberikan pesan kepada siapapun bahwa pembangunan di daeeah ini, yang dibiayai oleh APBD juga ikut berperan serta untuk dibiayai oleh lembaga keuangan dalam rangka mempercepat kebutuhan dan kepentingan rakyat yang selama ini hanya didanai atau dibiayai oleh APBD yang cenderung sangat terbatas, apalagi perencanaan pembangunannya semua dibagi sama rata. Sudah kecil, dibagi sama rata, itu berararti tidak ada,” ujar Gubernur Laiskodat.

Menurut Gubernur Laiskodat, indikator pembangunan tidak selalu pada segi kuantitas, tetapi lebih diutamakan kualitas dan berdampak signifikan pada masyarakat. “Kalau kerja banyak tapi kecil-kecil tentu kurang dirasakan masyarakat. Tapi kalau kerja sedikit tapi berdampak besar kepada masyarakat, itu yang perlu dilakukan. Jadi seluruh hal yang berkaitan erat langsung terhadap kebutuhan dasar, itu harus dapat dikerjakan besar. Saya dengar bagaimana Bupati Ngada menggerakan alsintan yang menjadi problem NTT. Kalau ini bisa dilakukan maka program TJPS dari Pemprov NTT sangat terbantu di Ngada karena targetnya 20.000 Ha di tahun 2023,” katanya.

Salah satu pendiri partai NasDem ini sangat menyayangkan adanya pemikiran sejumlah pihak yang masih menyangsikan soal resiko pengembalian pinjaman daerah. “Banyak yang masih pikir bayar pakai apa nanti setelah pengembalian pinjaman daerah. Itu bukan bayar pribadi, tapi negara yang bayar. Ada yang bilang nanti kabupatennya bangkrut kalau pinjam. Itu tidak ada begitu. Itu negara punya tanggung jawab,” ujar Gubernur Laiskodat.

Ia juga memberikan apresiasi dan terimakasih kepada Bank NTT. “Saya melihat Bank NTT ini bergerak mewujudkan apa yang saya mimpikan sebelum menjadi Gubernur. Hari ini, saya berterimaksih kepada Direktur dan seluruh jajaran, saya berterimakasih karena inilah bank yang saya inginkan dari dulu. Bank yang ikut berperan serta dalam membangun bukan bank bank yang hanya duduk tunggu Pegawai Negeri untuk ambil uangnya. Peran serta Bank NTT sangat bagus,” ujar Gubernur Laiskodat yang merupakan Pemegang Saham Pengendali (PSP) di Bank NTT.

Bupati Ngada, Andereas Paru dan Dirut Bank NTT Harry Aleksander Riwu Kaho didampingi Direktur Kredit Paulus Steven Messakh dan Pimpinan Bank NTT Cabang Bajawa Laurens Bere Mau serta Notaris melakukan Penandatanganan Perjanjian Kredit Pinjaman Daerah Antara Pemerintah Kabupaten Ngada dengan Bank NTT. Juga dilakukan penandatanganan Kerja Sama Penerimaan Pembayaran Retribusi Daerah Antara Pemerintah Kabupaten Ngada dengan Bank NTT di Pasar Bobou, Kelurahan Faobata, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Sabtu (16/4/2022). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

Bank NTT terus berkomitmen memberikan dukungan penuh terhadap pembangunan di seluruh kabupaten/kota di NTT. Akta pinjaman daerah untuk Pemda Kabupaten Ngada ditandatangani Bupati Ngada, Andreas Paru dan Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho disaksikan langsung Gubernur Laiskodat dan Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja di lokasi Pasar Digital Bobou, Bajawa, Kabupaten Ngada.

Bupati Ngada, Andreas Paru mengapresiasi Bank NTT yang cepat merealisasikan usulan pinjaman daerah untuk Pemda Kabupaten Ngada dengan total dana sebesar Rp 125 miliar. “Kami berterima kasih kepada Bank NTT, karena proses pinjaman daerah sangat cepat,” kata Bupati Andreas.

Ketua DPD II Golkar Kabupaten Ngada ini mengatakan, dana pinjaman daerah tersebut akan digunakan sepenuhnya untuk memaksimalkan pembangunan di Kabupaten Ngada, khususnya pembangunan bidang pariwisata, pertanian dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Bupati Andereas juga berterima kasih kepada Pemprov NTT atas berbagai program strategis yang langsung menyentuh masyarakat Ngada. “Terima kasih juga karena bersama Yayasan Bambu Lestari, Ngada menjadi salah satu daerah yang akan mendapat sentuhan kegiatan pusat, dengan dibangunnya pabrik bambu. Ini akan berdampak langsung kepada perekonomian masyarakat. Sangat berpotensi, karena pengembangan bambu di 12 kecamatan sudah berjalan,” sebutnya.

Diakuinya, masih ada potensi-potensi yang belum dimaksimalkan. Untuk itu dengan dukungan Pemprov NTT, dia berkomitmen mengoptimalisasi semua potensi daerah,  termasuk meningkatan pendapat asli daerah melalui digitalisasi penerimaan daerah. “Kami fokus pembangunan Kabupaten Ngada bermuara kepada pemberdayaan petani, nelayan dan peternak, juga sektor pariwisata,” tandas Andreas.

Dia optimistis akselerasi pembangunan itu akan terjadi, termasuk tekad untuk bersama-sama masyarakat membesarkan Bank NTT di Ngada. Bupati Andreas juga berjanji siap merespon dan menindaklanjuti pengeluhan-pengeluhan para pedagang di Pasar Bobou.

Sebelumnya, di Pasar Bobou, Gubernur Laiskodat meninjau langsung dan berdialog dengan para pedagang di pasar Bobou, Bajawa Kabupaten Ngada.  Kunjungan Gubernur Laiskodat ke Kabupatena Ngada terhitung paling lama karena menginap selama empat malam di Ngada. Kunjungan itu merupakan rangkaian kunjungan kerja (Kunker) di Lembata dan daratan Flores selama 17 hari sejak Kamis (7/4/2022). Gubernur didampingi Dirut Bank NTT Harry Aleksander Riwu Kaho dan dua Direktur diantaranya Paulus Stefen Messakh, dan Hilarius Minggu, Staf Khusus Prof. Daniel Kameo, Dr. Imanuel Blegur, Esau Eno Sam Koene dan Bartol Badar.

Selain itu didampingi juga para pimpinan OPD diantaranya, Kadis PUPR Maksimus Nenabu, Kadis Pertanian Tanaman Pangan Lecky F. Koli, Plt. Kadis Perikanan dan Kelautan Gorge Hadjo, Kadis Kopnakertrans Silvy Pekudajawa, Kadis Pariwista Dr. Sonny Libing, Kaban Pendapatan dan Aset Daerah Aleks Lumba, Kadis Perhubungan Iszhak Nuka, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinana Terpadu satu Pintu, Marianus Djawa, kadis PMD Viktor Manek, Karo Adminstrasi Pimpinan Setda NTT Prisilia Parera dan sejumlah pejabat lain. ***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap