Gubernur Laiskodat Ajak Gereja Kolaborasi Cegah Stunting dan Sejahterakan Jemaat

269
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat pose bersama Pendeta dan Majelis usai penandatanganan Prasasti Peresmian Gedung Kebaktian Jemaat GMIT Pniel Manutapen Kota Kupang, Minggu (6/3/2022). Foto:BiroAP

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat mengajak Gereja  untuk berkolaborasi untuk sama-sama mencegah stunting dan bekerja membuat jemaat menjadi sejahtera.

“Gereja harus membuktikan kerja bersama Yesus dengan melakukan sesuatu kepada mereka yang hina yakni mereka yang lapar, haus, telanjang, terpenjara, orang asing dan sakit. Gereja mempunyai tugas utama membangun orang yang tidak (bisa) berdiri karena lapar, haus, sakit  dan terpenjara karena pendidikan, infrastruktur, dan keterbelakangan. Juga termasuk budaya yang memberatkan.  Visi Allah menurut saya adalah membuat orang damai sejahtera,” sebut Gubernur Laiskodat ketika berbicara dalam acara Penandatangan Prasasti Peresmian Gedung Kebaktian Jemaat GMIT Pniel Manutapen Kota Kupang, Minggu (6/3/2022).

Sebelum menandatangi prasasti, Gubernur mengikuti Ibadah  bersama dengan Jemaat Pniel Manutapen yang dipimpin oleh Pendeta Marthinus Neno Nakmofa, S.Th.

Disebutkan Gubernur Laiskodat, visi Allah mesti diwujudkan dalam program kerja yakni pertanian, peternakan, perikanan, infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan pariwisata. Karenanya Gereja harus berperan aktif bersama-sama  dengan pemerintah untuk mewujudkan program Yesus agar tidak ada lagi orang yang lapar dan terpenjara.

“Orang bergereja  itu berarti mengucap syukur untuk memuliakan Tuhan sekaligus harus diwujudkan dengan membantu sesama. Dalam istilah gereja, membawa syalom Allah di tengah-tengah masyarakat. Menjadi tim sekerja Allah dengan membantu orang-orang yang hina. Strateginya adalah kolaborasi. Tidak bisa gereja bekerja sendiri, Pemerintah juga kerja sendiri. Yesus telah mengajarkan untuk kita kerja bersama-sama sebagai tim sekerja Allah,” katanya.

Gubernur Laiskodat meminta perhatian dan keterlibatan gereja dalam mengatasi masalah stunting. Stunting NTT masih sangat tinggi dan akan berdampak generasi masa depan gereja dan bangsa.

“Para pendeta dan pengurus gereja tolong omong dengan mereka yang mau nikah dan sedang hamil agar memperhatikan kualitas gizi anak yang sedang dikandung. Peran serta gereja bukan hanya  membantu mereka tapi menjadi tim sekerja Allah. Lakukan  pendataan berapa orang jemaat yang mengalami stunting,laporkan supaya kita bisa kerja bersama untuk atasinya. Saya berharap jemaat Manutapen yang punya kemampuan bangun gedung gereja yang megah ini, juga akan melahirkan pikiran hebat untuk bantu sesama,” ujar Gubernur Laiskodat.

Pdt. Marthinus Neno Nakmofa dalam renungannya saat Ibadah Jemaat dengan tema Setia Melayani di Tengah Kesukaran mengungkapkan kesukaran yang  muncul  karena berbagai hal  dapat membuat orang kehilangan sukacita, damai sejahtera, kegembiraan dan semangat hidup yang berpotensi merusak relasi dengan orang lain. Untuk itu dibutuhkan kesabaran, kesetiaan dan keteguhan hati.

“Dalam menghadapi kesukaran, kita membutuhkan teman sekerja yang  saling meneguhkan. Kita harus selalu menopang satu sama lain agar apa yang kita kerjakan bermanfaat bagi orang lain,” kata Pendeta Marhinus Neno Nakmofa.

Hadir pada kesempatan tersebut Asisten Administrasi Umum Setda NTT, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, Kepala BPBD NTT, Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan Setda NTT, Ketua Majelis  Jemaat GMIT Pniel Manutapen, dan para anggota jemaat Pniel Manutapen.*/BiroAP

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap