KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Para pemegang saham Bank NTT punya komitmen yang bulat untuk memenuhi modal inti minimum sesuai POJK yaitu Rp 3 Triliun di tahun 2024. Komitmen itu membuat bank kebanggan masyarakat NTT ini bakal melejit menjadi bank devisa.
Sebelumnya, oleh Otoritas Jasa Keuangan menetapkan Bank NTT sebagai Bank dengan kategori Sehat secara resiko. “Pertumbuhan positif saat ini baik total aset, kredit, dan juga perolehan laba serta nilai NPL yang menurun, ini indikator bagus,” sebut Kepala OJK Perwakilan NTT, Robert H.P Sianipar, Jumat (19/11/2021).
Bupati Lembata, Dr. Thomas Ola Langoday selaku salah satu pemegang saham seri A Bank NTT menyebutkan, saat ini Bank NTT masuk kategori Bank Sehat tetapi belum menjadi Bank Devisa. Untuk menjadi bank devisa butuh modal sekitar Rp 3 Triliun. “Saat ini Bank NTT baru memenuhi Rp 2 Tiliun, karena itu semua pemegang saham dituntut meningkatkan penyertaan modal setiap tahun 1% dari APBD. Upaya ini terus digalakkan sampai hari ini,” sebut Bupati Thomas Ola Langoday kepada SelatanIndonesia.com, Sabtu (1/1/2022).
Mantan Ketua Program Magestier Manajemen Unwira Kupang ini mengatakan, Pemda Lembata sedang berupaya memenuhi komitmen Bank NTT menjadi bank devisa dengan terus meningkatkan penyertaan modal setiap tahun. “Hari ini penyertaan modal Pemda Lembata ke Bank NTT sebesar Rp 37 Miliar. Tetapi deviden yang diterima pemda Lembata sudah mencapai Rp 52 M, juga CSR yang sudah diluncurkan ke Lembata tidak kurang dari Rp 500 juta,” sebut Bupati Thomas Ola Langoday.
Selain itu, salah satu bentuk penyertaan modal adalah meminta team appraisal menilai aset tanah pemda yang diatasnya didirikan kantor Bank NTT. “Ini nilai cukup besar dan menjadi jaminan untuk terpenuhinya kewajiban penyertaan modal,” ujarnya.
Ia menilai, manajemen Bank NTT bekerja sangat profesional. Bahkan, inovasi yang terus dilakukan untuk bersinergi dengan semua pihak termasuk antar lembaga keuangan bank dan non bank menjadi prestasi yang terus ditingkatkan. “Seluruh manajemen dikendalikan oleh putra-putri terhebat saat ini. Seluruh karyawan adalah anak-anak NTT. Luar biasa. Nilai tambah terus meningkat. Kesejahteraan karyawan terus bertambah. Luar biasa,” kata Bupati Thomas Ola.
Bupati Thomas Ola Langoday menyarankan agar Bank NTT terus membangun ekosistem di segala aspek. “Salah satunya adalah ekosistem pembiayaan usaha tani. Jika ini sukses maka bank NTT tidak saja meningkatkan kesejahteraan karyawan bank NTT tetapi juga kesejahteraan para petani dan stakeholder,” katanya.
Bupati Timor Tengah Selatan, Epy Tahun mengatakan, untuk mencapai Bank Devisa, Bank NTT harus punya modal inti minimum Rp 3 Triliun. “Kami pemegang saham seri A, kita sudah tambahkan modal mulai tahun ini untuk bisa mencapai Rp 3 Triliun. Dengan penambahan modal ini maka diharakan bisa mencapai Bank Devisa, karena ada keuntungan untuk kita. Kalau dia bukan bank devisa maka orang luar NTT yang mendapatkan keuntungan kalau produk-produk kita dieksport ke luar negeri. Komitmen kita sebagai pemegang saham untuk tetap memepertahankan dan mewujudkan pemenuhan modal inti agar bisa menjadi Bank Devisa,” sebut Bupati Epy Tahun usai menghadiri pelantikan Christofel Aode menjadi Direktur Kepatuhan Bank NTT, Rabu (29/12/2021) di Gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT.
Bupati Epy Tahun mengatakan, saat ini Kabupaten TTS telah menyertakan modal di Bank NTT sebesar Rp 12 miliar. Ia juga mengapresiasi sejumlah terobosan yang dilakukan Bank NTT terutama dalam mengembangkan layanan digitalisasi. “Digitalisasi ini sangat membantu dan tidak bisa disangkali lagi bahwa digitalisasi saat ini sduah menjadi kebutuhan, karena menekan biaya dan sangat efektif,” katanya.
Ketua DPD II Golkar Kabupaten TTS ini mengatakan, dengan dilantiknya Direktur Kepatuhan maka strutkutr Bank NTT menjadi lengkap dan diharapkan agar manajemen bekerja lebih profesional. “Bank NTT adalah satu-satunya bank milik Pemda dan masyarakat NTT sehingga kami berharap agar lebih profesional dan terus memberikan perhatian dan keberpihakan kepada petani, nelayan dan para pelaku UMKM. Kita juga terus mendukung agar bank ini sehat terus menuju Bank Devisa,” ujar Bupati Epy Tahun.
Hal sendada disampaikan Bupati Sabu Raijua, Nikodemus Rihi Heke. Disebutkan, saban tahun, Pemda Kabupaten Sabu Raijua terus menyertakan modal pada Bank NTT. “Tiap tahun kita seratakan modal dan saat ini ada Rp 7 miliar. Harapan kita agar Bank NTT semakin hari semakin maju,” sebut Bupati Rihi Heke.
Dikatakannya, Bank NTT adalah milik masyarakat dan Pemda se NTT sehingga masyarakat harus tetap merasa memiliki bank itu dengan cara memanfaatkan semua produk dari Bank NTT. “Kami harapkan agar Bank NTT terus menjadi bank yang sehat yang hadir bersama rakyat untuk membangun ekonomi masyarakat. Terus berpihak dan membantu para petani, nelayan, dan pelaku UMKM, dan itu sudah dilakukan Bank NTT di Sabu Raijua sehingga perlu ditingkatkan lagi,’ katanya.
Direktur Utama (Dirut) Bank NTT, Harry Aleksander Riwu Kaho mengatakan, dukungan kuat dari para pemegang saham untuk memenuhi modal inti minimum Rp 3 Triliun maka bakal memuluskan Bank NTT menuju Bank Devisa. Sejumlah keuntungan bakal dipetik jika menjadi Bank Devisa karena salah satu sumber devisa yang menjadi penopang PAD adalaha transaksi export dan import.
“Kita dekat dengan Timor Leste, Australia, Pasifik Selatan dan juga negara lainnya. Selama ini komoditi kita keluar melalui Provinsi lain, dan kita kehilangan devisa itu. Dengan devisa, maka trasakasi-trasakasi export dan import kita selain untuk membayar pajak negara akan memberikan juga ruang-ruang tambahan bagi PAD kita. Karena transaksi devisa yang selama ini tercatata di neraca perdagangan Provinsi lain, kita alihkan dan tercatat di neraca perdagangan Provinsi NTT,” sebut Dirut Alex ketika menggelar Media Ghatering Akhir Tahun di Sonaf Room, Subasuka, Kupang, Kamis (30/12/2021).
Sebagai misal, hadirnya pelabuhan peti kemas, atau rantai ekonomi lainnya seperti industri Energi Baru Terbarukan di Sumba Tengah, Peternakan besar di Sumba Timur, Pariwisata Premium di Labuanbajo dan pariwisata di daerah lain, maka rantai pasok ini selain untuk memenuhi kebutuhan daerah industri dan pariwisata, tetapi kapasitasnya dan kuantitasnya bisa memenuhi kebutuhan berbagai negara penerima export. “Maka, kerja bersama dengan berbagai pihak menyediakan pelabuahan export akan mempertebal transaksi devisa yang selama ini tercatata di neraca perdagangan dari Provinsi lain akan tercatat di Provinsi kita,” jelasnya.***Laurens Leba Tukan