Punya Empat Bandara Internasional, Gubernur Laiskodat Ingin Pulau Timor Ada Free Trade Area dengan RDTL

268
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat didampingi Kepala Badan Perbatasan Daerah Provinsi NTT Petrus Seran Tahuk dan Kadis Perhubungan Isack Nuka pose bersama Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Bali dan Nusa Tenggara, Susila Brata dan tim di ruang kerjanya, Senin (4/10/2021). Foto: BIroAP

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Pulau Timor ternyata memiliki empat buah bandara Internasional yaitu satu di wilayah RI yaitu Bandara Internasional El Tari dan tiga di Negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL).

Itu pasalnya Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menginginkan adanya “Free Trade Area” atau Daerah Perdagangan Bebas di area perbatasan antara Indonesia dan RDTL. “Saya sudah komunikasikan dengan Kementrian Luar Negeri agar adanya Free Trade Area kalau untuk RDTL pastinya tidak ada kendala, sekarang tinggal pihak Kementrian Luar Negeri RI,” sebut Gubernur Laiskodat ketika menerima Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Bali dan Nusa Tenggara, Susila Brata di ruang kerjanya, Senin (4/10/2021).

Menurut Gubernur Laiskodat, sinergitas antara Bea Cukai dengan Pemerintah Provinsi NTT saat ini sudah sangat baik dan diharapkan semakin membuat NTT bangkit dan sejahtera. Disebutkan Gubernur Laiskodat, pulau Timor mempunyai potensi yang sangat besar karena di Pulau Timor terdapat dua Negara dan Empat bandara internasional yang harus dimanfaatkan dengan baik.

“Pulau ini adalah pulau yang hebat karena di pulau ini, yang termaksud pulau kecil tetapi terdapat dua negara yaitu Indonesia dan Republic Demokratik Timor Leste (RDTL). Ada empat bandara internasional yaitu Bandar Udara Internasional Panglima FALINTIL Kay Rala Xanana Gusmao di Suai, Bandar Udara Internasional Presidente Nicolau Lobato di Dili, Bandar Udara Internasional Oe-Cusse Rota Da Sandalo di Oe-Cusse yang terletak di Timor Leste dan Bandar Udara Internasional El Tari di Kupang yang harus kita manfaatkan peluang ini,” sebut Gubernur Laiskodat.

Ia mengatakan, sebagai perpanjangan tangan pemerintah Indonesia yang berbatasan langsung dengan RDTL maka, harus ada dampak bagi kesejahteraan masyarakat NTT. “Kita harus sepakat secepatnya dengan RDTL untuk membuat “Free Trade Area” di perbatasan antara Indonesia dengan Timor Leste dengan semangat membangun Pulau Timor. Nanti juga akan kita buat “Bonded” area agar Free Trade Area tersebut termanfaatkan dengan baik,” katanya.

Menurut Gubernur Laiskodat, kini ada peluang percepatan pertumbuhan ekonomi Pulau Timor, karena tiga Bandara Internasional di wilayah RDTL memiliki kuota ekspor tetapi tidak memiliki barang. Sedangkan NTT, memiliki barang untuk diekspor. Prinsipnya saling menguntungkan, asalkan kita mesti sepakat sejak awal, agar komitmen negarawan kita untuk tidak melegalkan perdagangan senjata, narkoba dan terorisme di area tersebut,” tegas Gubernur Laiskodat.

Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Bali dan Nusa Tenggara, Susila Brata mengatakan terus membangun kolaborasi aktif dalam mendukung percepatan kemajuan NTT. “Pak Gubernur, terimakasih atas kolaborasi yang dibangun bersama tim kami, tentunya kehadiran kami di NTT untuk berkontribusi bagi kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat NTT,” sebut Susila Brata.*)Frits/BiroAP

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap