KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Ekskalasi peningkatan jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Provinsi NTT terus meningkat. Hingga Kamis (4/2/2021) jumlah kasus di NTT telah mencapai angka 5.994 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 3.034 orang diantaranya telah dinyatakan sembuh dan yang meninggal dunia sebanyak 152 orang.
Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi NTT, H. Ir. Mohammad Ansor menyarankan kepada para tenaga kesehatan (nakes) yang melakukan pengambilan sampel swab antigen dan PCR agar lebih steril.
“Kami meghimbau kepada seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (faskes) dan laboratorium-laboratorium di seluruh NTT yang melakukan pengambilan sampel swab antigen dan PCR agar petugasnya dapat mengganti sarung tangan, jangan satu sarung tangan digunakan untuk beberapa orang karena dikuatirkan jika ada yang positif maka dapat tertular dengan mudah,” sebut Mohammad Ansor.
Wakil Ketua Komisi V DPRD Provinsi NTT ini mengatakan, hal sederhana itu mesti menjadi perhatian serius para tenaga kesehatan sebagai salah satu langkah untuk mencegah penularan Covid-19 di NTT yang ekskalasinya semakin tinggi. “Jika pada fasilitas kesehatan dan Laboratorium dari instansi pemerintah, diharapkan Dinas Kesehatan NTT dan Kabupaten serta Kota dapat mengalokasikan bantuan sarung tangan melalui refocusing anggaran dalam BTT,” ujarnya.
Menurut Ansor, hal itu sepeleh namun dikhawatirkan akan dengan mudah terjadi penularan lewat sarung tangan yang tidak diganti-ganti. Solusi lainnya, kata Ansor, jika keterbatasan sarung tangan, maka petugas medis tidak boleh bersentuhan dengan orang yang mau diambil swab.
“Saya menghimbau masyarakat NTT agar memastikan betul kondisi ini pada saat pengambilan sampel swab baik itu swab antigen maupun PCR. Hal ini kami kemukakan untuk menjadi perhatian karena kami menerima keluhan dari banyak masyarakat,” katanya.
Untuk diketahui, salah satu Laboratorium milik Dinas Kesehatan Provinsi yang rutin melayani pemeriksaan swab antigen dan PCR, setiap hari melayani pemeriksaan rata-rata 150 sampel. Dari jumlah itu, diketahui rata-rata 8%-10% diantaranya terkonfirmasi positif Covid-19.***Laurens Leba Tukan