Ratu Wulla Desak BPOM Bangun Kantor di Sumba

269
Anggota Komisi IX DPR RI, Ny. Ratu N.B. Wulla, ST keika melakukan sosialisasi KIE pangan, obat dan makanan di Rooluwa Resto Café, Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, Selasa (3/11/2020). Foto: RWT Center

TAMBOLAKA,SELATANINDONESIA.COM – Anggota Komisi IX DPR RI, Ny. Ratu N.B. Wulla, ST mendesak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI agar segera membangun kantor pelayanan untuk pengawasan terhadap Pangan dan Obat di pulau Sumba.

Ratu Wulla mengatakan itu ketika menjadi pembicara dalam acara sosialisasi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) pangan, obat dan makanan yang digelar di Rooluwa Resto Café, Tambolaka Kabupaten Sumba Barat Daya, Selasa (3/11/2020).

Politisi peremouan asal Pulau Sumba dari Partai NasDem ini mendesak agar Sumba sebagai salah satu pulau besar di NTT juga mendapatkan pengawasan yang maksimal terkait pangan dan obat yang beredar. “Penting sekali ekali adanya kantor perwakilan Pengawas Obat dan Makanan di wilayah Sumba yang terdiri atas empat kabupaten ini,” ujar Ratu Wulla

Ratu Wulla menyebutkan, salah satu alasan ia mendesak agar segera dibangun kantor perwakilan BPOM di Sumba karena selain Sumba merupakan pulau tersendiri di NTT yang jaraknya jauh dari Kantor BPOM Kupang tetapi juga Pulau Sumba memiliki dua buah pelabuhan yang menjadi pintu masuk barang dan bahan makanan sehingga pengawasan terhadap pangan, obat dan makanan sangat penting untuk dilakukan baik untuk barang kadaluarsa juga jenis-jenis pangan dan makanan berbahaya harus diawasi secara maksimal.

Anggota Komisi IX DPR RI, Ny. Ratu N.B. Wulla, ST keika melakukan sosialisasi KIE pangan, obat dan makanan di Rooluwa Resto Café, Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, Selasa (3/11/2020). Foto: RWT Center

“Pengawasan perlu dilakukan secara kontinyu dan berkala mengingat arus masuknya pangan dan obat dari dua pelabuhan di Pulau Sumba belum mendapat perhatian maksimal, sehingga sangat urgen kantor BPOM punya perwakilan di Pulau Sumba segera direalisasi sehingga optimalisasi pengawasan terhadap bahan pangan dan obat bisa dilakukan secara terus menerus,” sebutnya.

Dikatakan, dengan pengawasan yang kontinyu maka keamanan pangan dan obat bagi masyarakat bisa terjamin. “Saya akan terus mendukung dan memperjuangkan pembangunan Kantor BPOM di Sumba melalui peran dan fungsi di Komisi IX DPR RI melalui dengan politik anggaran yang kita miliki untuk memastikan terjaminnya rasa aman masyarakat atas pangan dan obat yang masyarakat konsumsi tiap hari,” katanya.

Kepala Seksi Informasi dan Komunikasi BPOM Provinsi NTT, Yosep Nahak saat itu mengatakan, pentingnya masyarakat memahami tentang bahaya bahan kosmetik dan obat-obatan serta pangan berbahaya. Itu pasalnya, BPOM selalu menggelar sosialisasi ke masyarakat.

Yosep Nahak mengingatkan masyarakat untuk mengenali ciri-ciri kosmetik dan obat yang tidak layak edar atau kadaluarsa serta yang kemasannya sudah rusak. “Saya meminta masyarakat yang ikut sosialisasi ini bisa turut malakukan pngawasan. Juga dalam pengawasan dibutuhkan  keterlibatan stake holder terkait di kabupaten dan kota di Provinsi NTT,” katanya.*) Rolin Luku Lewa

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap