Rean.id Sumber Informasi dan Edukasi Narkoba bagi Milenial

212
Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) Badan Narkotika Nasional (BNN) NTT, Hendrik Rohi ketika berbicara dalam Kegiatan Desiminasi Informasi melalui Talkshow dengan tema ‘Berkreasi Tanpa Narkoba Bersama Rean.id di Neo Hotel Kupang, Selasa (27/10/2020). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Rumah Edukasi Anti Narkoba (Rean.id) adaah Website resmi Badan Narkotika Nasional (BNN) Nusa Tenggara Timur (NTT) yang merupakan platform digital bagi anak muda untuk berbagi cerita dan inspirasi dalam bentuk karya untuk pencegahan narkoba.

BNN NTT resmi meluncurkan website Rean.id dirangkai dengan Kegiatan Desiminasi Informasi melalui Talkshow dengan tema ‘Berkreasi Tanpa Narkoba Bersama Rean.id di Neo Hotel Kupang, Selasa (27/10/2020). Kegiatan tersebut melibatkan para komunitas pemuda, mahasiswa, dan wartawan untuk menyebar lauskan informasi dan edukasi kepada seluruh elemen masyarakat tentang dampak dan bahaya narkoba.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) Badan Narkotika Nasional (BNN) NTT, Hendrik Rohi mengatakan penyebaran informasi dan edukasi secara terus menerus kepada seluruh komponen masyarakat dengan memanfaatkan forum-forum sosial, media konvensional, dan membentuk relawan antinarkoba, termasuk peluncuran website Rean.id

“Pencegahan terhadap pengguna narkoba di masyarakat terus dilakukan BNN NTT terus dilakukan, mengingat pengguna narkoba di daerah itu telah mencapai 4.875 orang atau 0,1 persen dari 5.4 juta penduduk,” sebut Hendrik.

Dikatakannya, para pengguna itu masuk kelompok mencoba pakai narkoba dan pecandu. Menurutnya, jika generasi muda usia produkti sebagai penerus bangsa terpapar narkotika, maka negara akan menghadapi persoalan serius. Untuk itu, BNN terus mengedukasi masyarakat agar terhindar dari narkotika.

Ia meminta generasi muda milenial agar memanfaatkan platform tersebut untuk mengedukasi masyarakat lewat video singkat berdurasi 2-3 menit yang akan dilombakan secara nasional. “Kontennya berkaitan dengan penyalahgunaan, pencegahan dan narkotika dengan tujuan untuk menyadarkan masyarakat,” ujarna.

Kepala Seksi Pencegahan BNN NTT, Markus Raga mengatakan penjualan narkoba masih terjadi di masyarakat lantaran harganya yang sangat mahal. Dia mencontohkan harga satu gram narkoba di Indonesia sebesar Rp2,5 juta, namun di negara lain seperti Tiongkok satu gram narkoba dijual Rp20 ribu. “Kita melakukan upaya pemberantasan tetapi permintaan juga meningakat,” ujarnya.

Markus Raga mengatakan, BNN pernah menggagalkan penyelundupan narkoba di perbatasan Indonesia-Timor Leste seberat tiga kilogram atau seharga Rp8 miliar. “Kita terus melakukan upaya pencegahan dan edukasi kepada masyarakat agar mereka tidak melakukan penyalahgunaan narkoba. Lebih baik tidak pakai narkoba daripada masuk penjara,” kata Markus Raga. Tampil pada kesempatan tersebut Lusia Adu yang membawakan meteri tentang Pemafaatan Media Sosial.***Laurens Leba Tukan

 

Center Align Buttons in Bootstrap