Meski Eskalasi Covid Meningkat, Bandara dan Pelabuhan di NTT Beroperasi Normal

231
Kepala Dinas Perhubungan NTT, Isyak Nuka didampingi Karo Humas dan Protokol NTT, Jelamu Ardu Marius, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) III Kupang, Putu Alit Sudarma, serta perwakilan PT Pelindo III Chayo Mursito dan Kepala Seksi Laulintas, Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kupang, Eka Arriandi ketika memberikan keterangan kepada wartawan di Gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT, Senin (28/9/2020)

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Kendati eskalasi penyebaran Covid-19 di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meningkat signifikan pasca penerapan new normal, Pemerintah Provinsi NTT tetap mengoperasikan bandara dan pelabuhan di seluruh NTT secara normal.

Pemerintah Provinsi NTT menggandeng Forum Academia NTT (FAN) untuk melakukan pool test secara optimal.

“Sampai dengan saat ini, kebijakan Pemerintah Provinsi khususnya Dinas Perhubungan NTT bersama mitra belum mengalami perubahan. Sejak new normal di NTT diberlakukan, untuk penerbangan dan pelayaran dalam wilayah NTT, kita bebaskan dari rapid, swab termasuk surat keterangan. Terkecuali untuk pelaku perjalanan yang dari luar NTT atau pelaku perjalanan  keluar ( NTT), kita wajibkan rapid tes dan mengisi Health Alert Card (HAC),” sebut Kepala Dinas Perhubungan NTT, Isyak Nuka Ketika menggelar konferensi pers di Gedung Sasando, Kantor Gubernur, Senin (28/9/2020).

Didampingi Karo Humas dan Protokol NTT, Jelamu Ardu Marius, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) III Kupang, Putu Alit Sudarma serta perwakilan dari Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kupang dan Pelindo III Kupang, Isyak Nuka mengakui, ada kecenderungan peningkatan kasus covid-19 terutama dari para pelaku perjalanan yakni sekitar 90 persen. Terhadap hal ini, Pemerintah Provinsi tidak melakukan pembatasan atau penutupan bandara atau pelabuhan. Karena kebijakan seperti ini sangat mempengaruhi roda perekonomian di NTT. Akibatnya sangat terasa, pertumbuhan ekonomi NTT terkontraksi sampai minus 1,96 persen pada kuartal kedua.

“Saya sampaikan di forum ini, kita masih melakukan hal yang sama yaitu rapid tes, dan mengisi HAC.  Kita tidak melakukan penutupan bandara maupun pelabuhan laut dan pelabuhan penyeberangan. Karena akan mengganggu perekonomian kita terutam distribusi logistik. Jangan lupa pergerakan manusia ini juga bersamaan dengan logistik. Kita juga tidak lakukan pembatasan-pembatasan. Penerbangan, kapal laut, kapal fery normal seperti biasa,” jelas Kadis Isyak.

Lebih lanjut Isyak mengungkapkan langkah yang diambil adalah mendorong mitra-mitra terkait seperti Angkasa Pura, Pelindo III, KSOP dan KKP agar menerapkan protokol kesehatans secara ketat. Untuk mengatasi keterbatasan hasil rapid test, Dinas Perhubungan bekerja sama dengan FAN akan  melakukan pool  test. Alat ini nantinya diharapkan dapat dioptimalkan di seluruh bandara dan pelabuhan di NTT.

“Teman-teman kita di FAN NTT ini khan menemukan inovasi baru terkait pengetesan cepat dan massal terhadap pelaku perjalanan  yang disebut Pool test. Alatnya sudah ada, teman-teman sedang mensetingnya. Kita sudah berkoordinasi dengan mitra-mitra kita. Kalau hasil uji coba alat ini nantinya baik dan efektif, kita akan operasikannya di seluruh bandara dan pelabuhan di NTT,” jelas Isyak.

Mekanismenya,  jelas Isyak, misalnya pada saat turun dari pesawat, semua penumpang langsung  dilakukan pool test. Hasilnya akan segera diketahui dalam kurun waktu tiga atau empat jam kemudian. Alamat dari semua penumpang  ini harus sudah diketahui petugas saat turun dari pesawat.  Kalau ada yang terpapar berdasarkan pemeriksaan pool test,  bisa segera dilakukan karantina.

“Kita akan lakukan ujicoba alat ini pertama kali nanti di bandara El Tari. Kemarin (Minggu,27/9), teman-teman FAN sudah berkoordinasi dengan General Manager Angkasa Pura untuk melihat kesiapan tempat simulasi di Bandara El Tari. Kita akan melakukan secara efektif sehingga tidak akan terjadi  kerumunan dan penumpukan massa di bandara,” jelas Isyak.

Kepala KKP Kelas III Kupang, Putu Alit  Sudarma mengatakan, pihaknya tetap berkomitmen untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 di pintu- pintu masuk bandara maupun pelabuhan. Instrumen-instrumen pengendalian diperketat untuk para pelaku perjalanan. Yakni wajib mengisi kartu kewaspadaan kesehatan atau HAC. Di situ terisi semua informasi terkait covid sehingga memudahkan pemantauan pergerakan orang yang bersangkutan.

“Kita juga berlakukan rapid test dengan standar non reaktif. Memang ini bukan bagian dari diagnosa, namun rapid ini adalah  alat screening yang jadi signal awal kewaspadaan. Kita juga lakukan pengamatan terhadap tanda dan gejala yang bisa muncul setelah beberapa hari  karena kita punya data-data dalam kartu kewaspadaan. Seluruh aturan ini kita laksanakan tanpa diskriminatif,” jelas Kepala KKP.

Karo Humas dan Protokol NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius  mengungkapkan pemerintah provinsi tetap memberikan kesempatan kepada masyarakat di seluruh NTT untuk menjalankan aktifitas seperti biasa dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan secara ketat. Termasuk mengizinkan pelaksanaan kegiatan pesta.

“Semangatnya adalah ekonomi NTT harus ditumbuhkan  kembali. Semua kegiatan pemerintahan dan pembangunan adalah bagian penting dari cara pemerintah untuk menghidupkan ekonomi. Ketika ekonomi digairahkan dan berputar kembali, maka masyakarakat punya daya tahan ekonomi. Dengan bekerja,  mereka  bisa  memperoleh uang untuk beli  makan dan  minum agar dapat  meningkatkan imunitas tubuh. Imunitas ini penting untuk melawan virus korona selain memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun,” jelas Marius.

Turut hadir pada kesempatan tersebut Cahyo Mursito, Manajer Pelayanan Terminal Pelindo III Kupang dan Eka Ariandi Kepala Seksi Lalu Lintas dan Kepelabuhan KSOP Kupang.*)AvenHms

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap