Sederet Prestasi Desa Tebara Terukir Indah di Tingkat Nasional

825
Kampung adat Prai Ijing di desa Tabara, Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat. Foto: Mytrip.co

WAIKABUBAK,SELATANINDONESIA.COM – Desa Tebara, Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, tercatata sebagai desa dengan segudang prestasi di tingkat nasional.

Desa yang terkenal dengan Kampung Adat Prai Ijing ini terukir sebagai juara 1 tingkat Nasional Pengelolaan Keuangan dan Aset Desa terbaik tahun 2018. Dan, penghargaan itu diterima langsung oleh Bupati Sumba Barat, Aguatinus Niga Dapawole dan Kepala Dinas PMD pada 17 Januari 2019 silam di Kantor Kementerian Keuangan RI di Jakarta.

Selain itu, desa Tebara juga dinobatkan sebagai juara 2 Lomba Desa tingkat Provinsi NTT yang mengantarkan Kepala Desanya menghadiri Upacara Bendera 17 Agustus 2019 di Istana Merdeka Jakarta. Dan, yang masih segar dalam ingatan, desa Tebara meraih Juara 2 Nasional, Lomba Desa Wisata Nusantara Tahun 2019 yang pengheargaannya diserahkan di Tebing Breksi Jogjakarta pada 9 Desember 2019 lalu yang dihadiri oleh Wakil Bupati Sumba Barat dan Kadis PMD.

Kepala desa Tebara, Marthen Ragowino Bira, SS mengatakan, sesuai dengan amanat UU Desa No 6 Tahun 2014, desa harus bisa membangun kemandirian lewat kegiatan-kegiatan kreatif dan produktif yang akan membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masayarakat desa.

“Maka itu, hadirnya Pasar Desa dan Lumbung Desa Tebara adalah mimpi yang menjadi kenyataan bagi warga desa Tebara dan sekitarnya, sehingga berdasarkan aspirasi dan harapan warga akan tersedianya Pasar dan Lumbung Desa, maka melalui Musdes dan Musrenbangdes, kami mengalokasikan anggraan dana desa untuk membangun Pasar dan Lumbung Desa Tebara,” sebut Kades Tebara Marthen Ragowino Bira, SS ketika pengresmian Pasar Desa dan Lumbung Desa Tebara, Rabu (3/9/2020) oleh Bupati Sumba Barat, Agustinus Niga Dapawole.

Marthen mengatakan, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa amanat Nawa Cita tentang Membangun Indonesia dari Pinggiran merupakan dasar semangat membangun bagi desa. Disebutkan Marthen, angka yang dikeluarkan oleh Forum Bumdes Nasional, hanya 7,50 % atau hanya sekitar 122 Desa saja dari total 74.953 jumlah desa seluruh Indonesia yang berhasil mengaplikasikan Program Dana Desa bagi pengurangan angka kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.

“Desa tidak akan bisa berhasil dalam program pembangunan dan pemberdayaannya, jika tidak memiliki visi dan program yang visioner serta sustainable atau berkelanjutan. Dan, salah satu strategi utama desa untuk mencapai semua mimpi  nyata masyarakat desa secara konkrit adalah dengan memaksimalkan Bumdes,” sebutnya.

Menurut dia, Bumdeslah lokomotif ekonomi desa yang akan melecut dan menjadi trigger ata pemicu bangkitnya ekonomi masyarakat desa dengan terbukanya lahan kerja dan lahan berusaha bagi masayarakat desa. “Sebagai social enterprise atau perusahaan sosial, orientasi Bumdes bukanlah profit semata tetapi lebih pada semakin meningkatnya kompetisi atau persaingan usaha yang positif di desa yang muaranya adalah meningkatnya kesejahteraan masayarakat desa lewat pendapatan yang layak,” ujarnya.

Saat itu, kades Marthen memaparkan perkembangan Pembangunan dan Penerapan Program DD di Desa Tebara. Dikatakannya, Pasar Desa Tebara yang lahannya disewa sebesar Rp 5 juta per tahun dan Lumbung Desa Tebara yang di sewa sebesar RP 3 juta per tahun dengan sistem HGB dan disahkan perjanjiannya secara hukum lewat akta notaris pada Kantor Notaris  dan PPAT  Sandy Tendean, SH, M.Kn, diharapkan akan membuka lapangan kerja dan memutar roda perekonomian di desa Tebara.

Bupati Sumba Barat, Agustinus Niga Dapawole ketika meresmikan Pasar Desa dan Lumbung Desa Tebara, Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Rabu (3/9/2020) Foto: Benydiktus

Ia memperkirakan, pendapatan bersih sebesar Rp 150 juta per tahun. “Kami Pemerintah Desa Tebara dan Pengurus Bumdes Iyya Tekki, Desa Tebara yakin mimpi besar kami untuk memiliki PADes sebesar Rp 1 miliar per tahun sehingga masuk dalam kategori Desa Unicorn akan segera tercapai,” ujar Kades Marthen.

Selain Membangun Pasar dan Lumbung Desa, Pemerintah Desa Tebara juga berhasil menjadikan Kampung Wisata Prai Ijing menjadi Destinasi Wisata berkelas dunia dan mengantarkan Desa Tebara sebagai Juara 2 Nasional Lomba Desa Wisata Nusantara Tahun 2019 kategori Desa Wisata Berkembang dengan hadiah sebesar Rp 600 juta.

“Sejak dibuka pada 2 Juli 2018, dalam 5 bulan saja Kampung Wisata Prai Ijing memperoleh pendapatan sebesar Rp 170 juta dan menghasilakan PADes sebesar 51.308.000. Di tahun 2019, Kampung Wisata Prai Ijing meraup pendapatan sebesar Rp 244 juta dan memberikan PADes sebesar 64.000.000. Dan ini masih kecil untuk kategori pendapatan desa yang masih berada dalam kategori berkembang, tetapi paling tidak desa Tebara sedang menuju pada tren positif yang meningkat dan terus naik menuju pada mimpi bersama yaitu desa mandiri,” ujarnya.

Kades Merthen menambahkan, kampung Wisata Prai Ijing juga berhasil membuka lapangan kerja bagi warganya sebanyak 60 orang pemuda dan pemudi desa dengan pendapatan per hari sebesar Rp 35.000 yang setara jika upah bekerja di sawah per hari.

“Dari prestasi ini, Kampung Wisata Prai Ijing juga akan mendapatkan bantuan dari Bank Indonesia untuk penyediaan sanitasi dan air bersih secara lengkap setelah mendapatkan kunjungan dari Deputi Senior Bank Indonesia. Kemudian Kampung Wisata Prai Ijing juga mendapatkan bantuan pembangunan homestay private sebanyak 2 unit dengan nilai pagu anggaran sebesar Rp 550 juta,” ujar Marthen.

Kades Marthen menambahkan, pembangunan rumah layak huni di desa Tebara sudah melewati target awal sebesar 150 unit rumah, karena sudah terbangun 248 unit rumah layak huni yang sumber dananya berasal dari Kementerian Perumahan Rakyat melalaui Dinas Perumahan Rakyat Kabupaten Sumba Barat, Program KOTAKU dar Kementerian PUPR melalui Dinas PUPR Kabupaten Sumba Barat, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Kampung adat Prai Ijing di desa Tabara, Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat. Foto: Akurat.co

Selain itu, telah terbangun 250 unit Toilet dan MCK. Juga melalui intervensi Dana Desa, telah terbangun 8 unit sumur gali di sawah yang akan membantu masayarakat desa dalam pengembangan tanaman hortikultura, sehingga potensi pasar dan lumbung akan maksimal penggunaannya sebagai media marketing atau tempat bertemunya produsen dan konsumen.

“Kami ingin menyampaikan PR kami di desa Tebara yang memerlukan intervensi APBDes bahkan APBN, yaitu tersedianya jaringan listrik di wilayah Dusun 1 Sagarung RT Letekamugilana, Dusun 2 Lokoroda RT Gollupeddi, Dusun 3 Prai Ijing RT 8 Ngadu Bonnu, Dusun 4 Weekaraba RT 9 Puu Ritta, RT 10 Laijape dan RT 11 Puutimu. Juga tersedianya jalan di Dusun 4 Wee Karaba dari Kabungaba ke Palukamemi sepanjang 1,5 Km, Dusun 5 Wuluwawi dari Taimung ke Danau Wisata Weeboro dan Tamanarika sepanjang 2 Km dan Dusun 6 Labariri dari Analetena ke Lai Doda sepanjang 1,5 Km. Dan, tersedianya sumber air bersih di RT 3 Letekamugilana, RT 8 Ngadu Bonnu, Dusun 4 Weekaraba, Dusun 5 Wuluwawi dan Dusun 6 Labariri dalam bentuk Program Sumur Bor,” ujar kades Marthen.

Bupati Sumba Barat, Agustinus Niga Dapawole mengatakan, terselesainya Pasar Rakyat dan Lumbung Desa itu berkat dukungan penuh dari seluruh masyarakat. “Saya harap dengan terselesainya Pasar Rakyat dan Lumbung Desa ini dapat digunakan oleh seluru masyarakat sebagai urat nadi perekonamian  serta terlaksana aktivitas dengan lebih nyaman. Pembangunan fisik seperti ini adalah bagian dari membangun fasilitas umum yang terus menerus  ditingkatkan oleh pemerintah Kabupaten Sumba Barat bersama-sama masyarakat melalui Dinas Perekonomian dan Perindustrian,” sebut Bupati Niga Ketika meresmikan Pasar Rakyat dan Lumbung Desa itu.

Ia juga menghimbau masyarakat untuk terus mendukung semua program yang dicanangkan oleh Kepala Desa, agar impian menuju desa mandiri bisa terwujud.*)Benydiktus

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap