Gubernur Laiskodat: Sebelum Diwisuda Calon Sarjana Peternakan Harus Punya 50 Ekor Kambing

8877
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat ketika berbicara dalam Acara Dies Natalis ke 58  dan Wisuda Magister, Profesi dan Sarjana Universitas Nusa Cendana (Undana) secara daring bertempat di Auditorium Undana - Kupang, Selasa (01/09/2020).Foto:HumasMN

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat meminta Perguruan Tinggi di provinsi itu agar para calon sarjana yang akan diwisuda khusus fakultas pertanian, peternakan, dan perikanan, agar tidak boleh diwisuda kalau belum mengaplikasikan ilmunya  dalam bentuk karya nyata  di bidangnya masing-masing.

“Peternakan, sebelum diwisuda, minimal telah memelihara kalau babi 50 ekor babi,  kalau kambing 50 ekor kambing, kalau sapi 25 ekor sapi.  Jadi ukurannya langsung terlihat. Begitu juga pertanian, minimal 1 hektar lahan dia sudah punya dan kelolah dengan rakyat. Kalau dia sarjana perikanan maka kalau budidaya, dia dipastikan sudah punya keramba apung. Entah budidaya di darat atau di laut minimal 2 Keramba dibuat, maka yang bersangkutan begitu selesai, dia tidak lagi mencari pekerjaan karena dia mampu melakukan  pekerjaan dan bahkan dia mempekerjakan orang lain,” sebut Gubernur Laiskodat ketika berbicara dalam Acara Dies Natalis ke 58  dan Wisuda Magister, Profesi dan Sarjana Universitas Nusa Cendana (Undana) secara daring bertempat di Auditorium Undana – Kupang, Selasa (01/09/2020).

Disebutkan Gubernur, ke depan bukan lagi mencari tahu berapa lahan yang kosong tetapi sudah dapat memastikan berapa lahan yang telah dikerjakan. “Kita rubah cara mindset kita ke depan, karena kalau kita tanya lahan kosong berapa ?, kita bingung.  Tapi kalau kita sudah kerjakan maka itu sebuah kepastian. Kita akan menjawab dengan pasti, saya punya 1 hektar maka kalau 1000 orang, ada 1000 hektar yang telah dikerjakan,” ujar Gubernur Laiskodta.

Ia menginginkan agar terus ada kolaborasi antara komunitas pemerintah, dunia usaha dan perguruan tinggi dalam membangun NTT. “Saya mengharapkan sambutan hari ini dapat ditindaklanjuti dalam kerjasama yang konkrit. Kita lihat berapa lahan, mahasiswa ada berapa, kita  tinggal hitung, Undana sekian, Unwira sekian, UKAW sekian, dengan kerjasama menurut saya, kita akan menatap masa depan kita,  karena seluruh anak-anak pintar ada di lahan-lahan”, tegasnya.

Gubernur Laiskodat mengaku bersyukur atas momentum Dies Natalis ke 58 Universitas Nusa Cendana dan juga wisuda magister, profesi dan sarjana. “Kita tentunya bersyukur walaupun dunia dalam keadaan rawa paya, tapi kita tetap melaksanakan seluruh tugas tanggungjawab  kita dengan baik. Dan, menjadi seorang sarjana itu adalah kebanggaan setiap manusia. Saya dulu sangat ingin juga menjadi seorang sarjana, dari kecil saya bercita-cita menjadi seorang pengacara maka saya memilih  kuliah hukum dan berjuang untuk itu, sampai saya diwisuda. Itu kebanggaan saya. Tentunya orang tua pun akan bangga kalau anak-anaknya telah memperoleh pengakuan akademik lewat gelar yang diperoleh, entah itu sarjana apapun namanya, pasti pengakuan itu memberikan  kebanggaan, bahwa anaknya itu diakui sebagai manusia yang punya kecerdasan,” katanya.

Dikatakannya, bila seorang wisudawan yang nantinya mengembang tugas kecerdasan akademik yang dimilikinya, dia harus mampu memberikan kontribusi bahkan memberikan manfaat bagi orang lain. “Jadi kalau seorang sarjana yang  keluar nganggur, bahkan urus diri sendiri tidak mampu, itu tandanya sarjana  itu tidak layak dapat gelar sebenarnya, karena yang bersangkutan sudah harus mampu untuk menolong dirinya sendiri termasuk menolong orang lain,” ungkap Gubernur.

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat ketika berbicara dalam Acara Dies Natalis ke 58  dan Wisuda Magister, Profesi dan Sarjana Universitas Nusa Cendana (Undana) secara daring bertempat di Auditorium Undana – Kupang, Selasa (01/09/2020).Foto:HumasMN

Mantan Ketua Fraksi NasDem DPR RI ini menyampakan terimakasih kepada Undana,  rektor dan seluruh civitas akademika, lantara lewat lembaga ini telah memberikan banyak kontribusi terhadap pembangunan di Provinsi NTT. “Pasti ada yang kurang tentunya dan kekurangan itu yang terus harus kita benahi dalam rangka kita menatap masa depan NTT yang lebih baik,” katanya.

Menurut dia, NTT sangat bangga punya Undana dan memiliki fakultas peternakan, pertanian, perikanan, kedokteran dan fakultas lainnya. “Pertanian NTT, profesi petani paling banyak 60-70 persen  ada  di NTT, baik peternakan maupun pertanian. Tapi kalau kita bertanya, di dalam profesi pertanian dan peternakan ini, apakah kesejahteraan paling banyak di situ ?, ternyata juga tidak, itulah penyumbang kemiskinan terbesar ternyata profesi  ini. Itu pertanyaan yang menggangu. Lalu buat apa ada sarjana pertanian, buat apa saya kasih sekolah anak saya menjadi sarjana pertanian kalau ternyata pertanian NTT tidak pernah bertumbuh,” tanya Gubernur.

Rektor Universitas Nusa Cendana, Prof. Fredrik L.  Benu, mengatakan, muda atau tua sebuah universitas tidak bisa kita ukur hanya dari usia melainkan juga dari kontribusi yang bisa diberikan bagi kemaslahatan bangsa dan kemanusiaan.   Wisuda menandakan bahwa para wisudawan telah siap menempuh langkah memasuki dunia nyata.

“Saya percaya setelah melalui gemblengan almamater Undana, para wisudawan mampu membuat pilihan tepat dan cepat untuk masa depan yang penuh dengan pilihan”, kata Fred.

Dalam situasi pandemi covid-19, Undana tetap berkomitmen memberikan layanan   secara maksimal dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi mutakhir termasuk wisuda dan Dies natalis Undana kali ini yang dilaksanakan secara daring. Fred Benu memberikan judul dalam pidato kali ini adalah menjadikan pandemi covid-19 sebagai tantangan dan peluang meningkatkan layanan pendidikan tinggi di garis depan.

Lulusan terbaik pada wisuda Undana kali ini adalah :  1). Irenius Abi, S.STP., M.Si, PPs, Ilmu Administrasi, IPK 3,94; 2). Kristin Melliyati Benu, S.Pd, FKIP, Bimbingan Konseling, IPK 3,92; 3).  Yudi Lima, SH, Fakultas Hukum, Ilmu Hukum, IPK 3,90; 4). Fear Christa Sonopaa, S.Ak, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Akuntansi, IPK 3,89; 5). Yosepha Kumanirang, S.K.M, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Ilmu Kesehatan Masyarakat, IPK 3,88; 6). Yohanes Frandoxa Rolency Paleng, S.Sos, FISIP, Ilmu Administrasi Negara, IPK 3,84; 7). Lukas Lia Donny Mukin, S.Mat, Fakultas Sains dan Teknik, Matematika, IPK 3,83; 8). Oktavia Oni, S.P, FAPERTA, Agribisnis, IPK 3,77; 9). Laurensia Yolani Alfredy, S.Pi, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Manajemen Sumber Daya Perairan, IPK 3,72; 10).  Maria Dortiana  Sijung, S.Pt, FAPET, Peternakan, IPK 3,65.

Wisudawan termuda adalah Bernike Lusitania Sumbay, tempat tanggal lahir : Ruteng 04 Juli 2020, Fakultas Kedokteran, Pendidikan Dokter, Umur 20 tahun 2 bulan dan Wisudawan tertua adalah Yohanes Lau, tempat tanggal lahir  : Fatukleten 21 Desember 1962, PPs, Ilmu Administrasi, Umur 58 tahun.

Undana kali ini mewisuda  712 wisudawan/i, terdiri dari 44 magister,  2 profesi dan 666 sarjana.  Total jumlah wisudawan/i yang telah dihasilkan Undana sampai dengan saat ini  sebanyak  70.356 wisudawan.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Staf Khusus Gubernur NTT, Imanuel Blegur, Kepala Dinas Nakertrans Provinsi NTT, Selvi Pekujawang, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT, Dr. Marius Ardu Jelamu, perwakilan wisudawan dan orang tua.*)HumasMN

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap