Pemkab Lembata Dipastikan Beri Bantuan untuk Rumah Adat yang Terbakar

570
Kobaran api menyebar liar melewati lereng ke arah barat Ile Lewotolok, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Senin (31/8/2020) Foto: SelatanIndonesia.com/Teddi Lagamaking

LEMBATA,SELATANINDONESIA.COM-Pasca kebakaran yang melenyapkan 28 rumah adat Lewo Napaulun milik warga desa Bungamuda dan Napasabok, Minggu (30/8/2020) siang, tampak belum ada satu pun warga melakukan aktifitas di lokasi kebakaran. Seperti biasanya, warga dua desa yang hampir setiap minggu melakukan aktifitas di rumah adat terpaksa terhenti dalam waktu yang tidak ditentukan.

Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday menjelaskan, pemerintah daerah pasti memberi perhatian dalam kejadian luar biasa itu, mengingat rumah adat menjadi salah satu icon budaya.

“Rumah adat merupakan aset yang perlu di rawat kelestariannya, karena menjadi titik tumbuh peradaban, budaya dan adat istiadat Lamaholot. Sehingga kerugian materil yang dialami, Pemda Lembata pasti memberikan kontribusi sebagai bentuk tanggung jawab kepada masyarakat,” sebut Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday, Senin (31/8/2020).

Pantauan SelatanIndonesia.com, Senin (31/8/2020), sebagian besar warga masih tetap melakukan proses penjagaan di sekitar lokasi kejadian. Sementara itu, api masih terus menjalar liar ke arah lereng pegunungan Ile Lewotolok.

Kepala Desa Bungamuda, Bernadus Parlete Lagamaking menjelaskan, kerugian materil dari kejadian itu belum bisa dihitung secara pasti. Akan tetapi, diprediksikan mencapai ratusan juta rupiah, lantaran semua bangunan rata-rata materialnya dibeli, baik dari warga sekitar juga dari warga di kecamatan lain.

“Kerugian per rumah adat berkisar 20 juta, sehingga total dari 28 rumah yang terbakar sekitar 500 juta”, ucapnya.

Hal yang sama dikatakan Kepala Desa Napasabok, Masis Hurek Making. Dia menyebutkan bahwa, kerugian dari pristiwa ini mencapai ratusan juta rupiah.

Pasalnya, menurut dia, sebagian besar material rumah adat dibeli dari warga, meskipun ada swadaya oleh masing-masing orang dalam suku.

Untuk sementara, api masih terus menjalar melewati lereng pegunungan ke sisi barat. Sementara itu sebagian besar warga yang bermukim di sepanjang lereng gunung tengah siaga manakala terjadi kebakaran.

Berikut daftar nama-nama rumah adat, baik yang sudah terbakar dan lolos dari kebakaran.

Rumah Adat yang Terbakar :

1). Rumah adat suku Lagamaking (Biko Langun), 2). Rumah adat suku Kolimaking (Muday Puken), 3). Rumah adat suku Nimanuho (Tapo Puken), 4). Rumah adat suku Lopot Making, 5). Rumah adat suku Balawala ( Biko Langun), 6). Rumah adat suku Lopot Making, 7). Rumah adat suku Kolimaking (Namang Langun), 8). Rumah adat suku Nimanuho (Wato Nadong), 9). Rumah adat suku Nimanuho (Hapeng Tuak), 10). Rumah adat suku Balawala (Namang Wutun),

11). Rumah adat suku Lemanuk (Namang Wutun), 12). Rumah adat suku Lemanuk (Hapeng Tuak), 13). Rumah adat suku Hurek Making (Lango Wai), 14). Rumah adat suku Taran Wanan (Uran Wai), 15). Rumah adat suku Lapermaking, 16). Rumah adat suku Niha Making (Namang Lolon), 17). Rumah adat suku Paokuma (Namang Lolon), 18). Rumah adat suku Hurek Making (Tapo Puken), 19). Rumah adat suku Hurek Making (Lamagating), 20). Rumah adat suku Wao Langun (Biko Langun),

21). Rumah adat suku Niha Making (Mangu Murin), 22). Rumah adat suku Niha Making (Payong Sira) 23). Rumah adat suku Niha Making (Lewo Weran), 24). Rumah adat suku Wao Langun (Biko Lolon), 25). Rumah adat suku Lado Purab (Rie Mekin), 26). Rumah adat suku Lemanuk (Muday Puken)

Rumah Adat yang Tidak Terbakar :

1). Rumah adat suku Lagamaking (Biko Lolon), 2). Rumah adat suku Hurek Making ( Awololong), 3). Rumah adat suku Paokuma (Lewo Weran), 4). Rumah adat suku Lado Purab (Biko Tukan), 5). Rumah adat suku Paokuma (Hapeng Tuak), 6). Rumah adat suku Hurek Making (Tapo Puken), 7). Rumah adat suku Niha Making (Rie Wanan),  8). Rumah adat suku Lado Purab (Rie Wanan), 9). Rumah adat suku Lamarongan.*)Teddi Lagamaking

Editor: Laurens Leba Tukan

 

Center Align Buttons in Bootstrap