KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Sejumlah Tokoh masyarakat dan kompenen masyarakat Kelurahan Liliba mengapresiasi program Bedah Rumah Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore yang terus menyasar warga berpebghasil rendah dengan rumah tidak layak huni.
Dr. Jhony Kiuk, warga RT 24 RW 06 Kekurahan Liliba, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang itu mengatakan program ini humanis karena menyangkut kebutuhan pokok yaitu Papan (rumah) selain sandang dan pangan.
“Banyak kita termasuk pihak gereja yang mampu untuk melakukan hal itu, tetapi belum tahu cara menyalurkan berkat itu. Sehingga apa yang saat ini dilakukan wali kota Kupang patut diapresiasi,” sebut Jhony Kiuk menanggapi kunjungan Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore yang hadir bersama isterinya Hilda Riwu Kore-Manafe pada kegiatan Bedah Rumah di Kelurahan Liliba, Kamis, (27/8/2020).
Tentunya, Kepala Daerah dimanapun tidak tega melihat ada warganya yang tinggal dalam gubuk reot yang tak layak dihuni manusia. Sehingga program bedah rumah yang terus digalakkan Wali Kota Kupang saat ini, patut diapresiasi.
Menurut Dosen Tetap pada Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang ini, program ini harus diteruskan dan dilanjutkan ke depan, dengan menambah anggarannya terutama dana dari Pemerintah Pusat seperti yang dilakukan Walikota saat ini terhadap taman dan air bersih, karena masih banyak warga kots “KASIH” ini, terutama dipinggiran yang masih tinggal dalam rumah tidak sehat.
“Program ini harus berkelanjutan. Siapapun Wali kotanya. Karena masih banyak masyarakat berpenghasilan rendah, sehingga sulit memiliki rumah layak huni. Kalau saja pada periode berikut, setiap kelurahan dialokasikan 5 rumah setiap tahun untuk dibedah. Maka setiap tahun jumlahnya bisa mencapai 260 unit rumah untuk 52 kelurahan di Kota ini. Kalo 5 tahun lagi bisa dibayangkan,” katanya.
Hal senada diungkapkan Kornelis Kewa Ama, warga RT01/RW02. Bahwa pilihan Wali Kota Kupang untuk membedah rumah Gabriel Bria di RT04 dan RW02 itu sangat tepat, sebab fakta memang keluarga ini sangat membutuhkan rumah layak huni seperti tetangga lainnya.
“Pilihan Pak Wali untuk membedah gubuk keluarga Gabriel Bria patut diapresiasi. Sejatinya wajar. Artinya bahwa sasaran dari program ini tepat pada orang yang sangat membutuhkan,” kata Jurnalis Harian Kompas itu.
Sedangkan Mely Tobin, ketua RT 23 Kelurahan Liliba justru memberi apresiasi khusus kepada isteri Walikota Kupang, Ny Hilde Riwu Kore – Manafe yang pada beberapa kunjungan bedah rumah, selalu mendampingi Walikota Kupang.
“Ini bentuk dukungan dan kerja sama yang baik untuk kemajuan kota dan kesejahteraan warga kota. Apalagi Ibu Hilda Riwu Koreh Manafe ini juga adalah Anggota DPD RI asal wilayah NTT Saat ini. Jadi sangat tepat,” katanya.
Aktivis perempuan di Kelurahan Liliba ini lebih lanjut berharap Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore dan isteri serta keluarga besar tetap dan terus sehat agar melanjutkan tongkat kepemimpinan selanjutnya, sehingga Kota Kupang benar benar berubah dan menjadi “Smart City” seperti diimpikan bersama.
Ia mengakui, saat ini “wajah” kota Kupang berubah drastis dari “Kampung Besar” menuju kota modern dengan taman taman yang indah dan elok terutama pada malam hari.
“Kita tidak bisa membayangkan jika program program prioritas Walikota Kupang saat ini berkelanjutan, pasti akan lebih baik, termasuk program bedah rumah ini,” katanya. Terutama kata ibu Mely, bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), yang menjadi sasaran Bedah Rumah ini.
“Terima kasih bapak Wali Kota Kupang dan keluarga, bapak Camat Oebobo, bapak Lurah Liliba dan LPM beserta staf kelurahan dan semua pihak yang telah turut serta dalam proses ini,” katanya.
Untuk diketahui, Pemkot Kupang melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) Kota Kupang menganggarkan Rp 2,5 miliar anggaran tahun berjalan untuk rehabilitasi rumah tidak layak huni bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), lewat progran Bedah Rumah. Dengan prioritas penanganan didahulukan bagi pekerjaan bedah rumah yaitu pembangunan baru.
Pasalnya, dari hasil survei di lapangan, ditemukan bahwa rumah MBR yang akan direhabilitasi secara konstruksi cukup memprihatinkan bahkan beberapa di antaranya ada yang sudah hampir roboh, sehingga tidak dapat ditingkatkan kualitasnya melainkan diprioritaskan untuk dibangun baru.
Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore, dalam beberapa kesempatan mengatakan ke depan program ini akan menjadi prioritas dan Pemkot Kupang berkomitmen untuk terus membantu warga yang kurang mampu lewat program ini.
Menurutnya, Pemkot berencana untuk melanjutkan program ini di tahun mendatang agar semakin banyak masyarakat yang terbantu, bukan saja bagi rumah MBR yang tidak layak huni namun juga bagi masyarakat tidak mampu dan belum memiliki rumah.
“Ke depan, mudah-mudahan dengan didukung oleh teman-teman DPRD kita dapat menganggarkan pendanaan yang lebih besar sehingga lebih banyak masyarakat yang terbantu, tidak terbatas pada yang rumahnya tidak layak huni saja, kalau bisa kami juga akan bantu masyarakat berpenghasilan rendah yang belum memiliki rumah atau bahkan tidak punya lahan untuk bangun rumah,” ujar Wali Kota Jefri. *)HBifel
Editor: Laurens Leba Tukan