Dinyatakan Negatif, 44 ODP Covid-19 di NTT Selesai Pemantauan

262
Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT yang juga juru bicara Covid-19, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si. Foto:Veri Guru

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTT kembali merilis data terkini terkait penanganan Corono Virus Desease (Covid)-19 di Provinsi NTT, Sabtu malam (28/3/2020).

Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT yang juga juru bicara Covid-19, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si dalam keterangan tertulis yang diterima dari Valeri Guru, Kasubag Pers dan Pengelolaan Pendapat Umum menyebutkan, hingga Sabtu malam terdata 431 Orang Dalam Pemantauan (ODP) kasus Covid-19 dan 44 ODP diantaranya dinyatakan negatif dan selesai dilakukan pemantauan. Itu pasalnya, Marius menghimbau seluruh masyarakat NTT untuk tetap waspada.

“Sehingga total menjadi 431 ODP. Yang sembuh atau selesai pemantauan sebanyak 44 orang. Yang sementara dirawat 7 orang dan 380 orang yang sedang karantina mandiri,” jelas Marius.

Dikatakan Marius, pada Sabtu siang, ODP yang terdata berjumlah 397 orang. “Itu berarti ada tambahan jumlah ODP sebanyak 34 orang,” ujar Marius.

Dia merinci di Kota Kupang ODP berjumlah 81 orang; yang dinyatakan negatif atau selesai pemantauan 10 orang, sisa 69 sedang karantina mandiri; yang rawat nginap 2 di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johanes Kupang.

Kabupaten Lembata berjumlah 22 orang, 4 orang yang dinyatakan negatif atau selesai pemantauan, karantina mandiri 18 orang. Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) ODP sebanyak 44 orang dan semuanya karantina mandiri. Kabupaten Kupang berjumlah 19 dan semuanya sedang karantina mandiri.

Kabupaten Sikka lanjut Marius, berjumlah 64 orang yang dinyatakan negatif atau selesai pemantauan 19 orang dan jumlah 45 sedang karantina mandiri. Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) sebanyak 23 orang dan semuanya karantina mandiri. Di Kabupaten Manggarai Timur sebanyak 10 orang; rawat nginap 1 orang di rumah sakit Ben Mboi Ruteng; karantina mandiri sebanyak 9 orang.

Kabupaten Flores Timur jumlah 5 orang dan semuanya sedang karantina mandiri. Kabupaten Malaka 3 orang; 1 orang kini sedang rawat nginap di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johanes Kupang dan 2 orang karantina mandiri.

Di Kabupaten Alor 1 orang dan kini telah dinyatakan negatif atau selesai pemantauan. Kabupaten Sumba Timur jumlah 32 orang; 1 orang sedang rawat nginap di rumah sakit Umbu Rarameha; 4 orang selesai pemantauan dan  karantina mandiri sebanyak 27 orang. Kabupaten Belu sebanyak 21 orang; 1 orang sedang rawat nginap di RSUD Prof. Dr. W.Z. Johanes Kupang; dan ada 20 orang yang sedang karantina mandiri.

Di Kabupaten Sumba Barat Daya berjumlah 28 orang dan semuanya sedang karantina mandiri. Di Kabupaten Ende jumlah 5; selesai pemantauan 2 orang dan 3 orang sedang karantina mandiri.

Kabupaten Manggarai jumlah 8 orang; 1 orang selesai pemantauan dan 7 orang sedang karantina mandiri. Kabupaten Rote Ndao berjumlah 20, Sumba Tengah sebanyak empat (4), Kabupaten Ngada jumlah 14, Kabupaten Nagekeo sebanyak 17 orang; dan 1 orang sedang rawat nginap di RSUD TC Hillers Maumere; dan 3 orang selesai pemantauan ada 14 orang yang karantina mandiri. Kabupaten Sabu Raijua ada 4 orang. Kabupaten TTU 5 orang dan semuanya sedang karantina mandiri. Kabupaten Sumba Barat 1 orang dan sedang dalam karantina mandiri.

“Sehingga total menjadi 431 ODP. Yang dinyatakan negatif atau selesai pemantauan sebanyak 44 orang. Yang sementara dirawat 7 orang dan 380 orang yang sedang karantina mandiri,” jelas.

Pada bagian lain, Marius menambahkan, pihak Pemprov NTT juga sangat memperhatikan berbagai wabah penyakit tropis lainnya yang masih mendera masyarakat NTT yakni malaria dan deman berdarah.

“Memang beberapa pekan ini Pemprov sangat serius dengan mencegah wabah Covid-19. Namun demikian berbagai wabah penyakit tropis lainnya juga menjadi perhatian serius dari Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur NTT seperti malaria dan deman berdarah. Karena itu, tidak ada cara lain selain masyarakat memperhatikan dengan sungguh-sungguh pola hidup sehat. Pola makan yang bergizi dan pola istirahat yang teratur. Karena kesehatan itu mahal,” tandas mantan Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap